Tuesday, March 8, 2016

Sukacita Sejati









Banyak orang mengira sukacita itu ada di luar dirinya. Mereka pikir kesehatan, uang, pasangan, harta, kedudukan, ketenaran, kecantikan atau ketampanan bias membuat mereka sukacita. Maka, seumur hidupnya, mereka pun berusaha meraih itu. Sebagian berhasil sebagian tidak. Tapi fakta berbicara, bukan itu yang membuat mereka sukacita. Buktinya, jika kekayaan membuat orang sukacita, tentunya Adolf Merckle, salah satu orang terkaya di Jerman, tidak akan menabrakkan diri ke kereta api. Jika ketenaran membuat orang sukacita, tentunya Michael Jackson, King of Pop tidak akan meminum obat-obatan hingga overdosis. Jika kekuasaan bias membuat orang sukacita, tentunya Getulio Varga, presiden Brazil, tidak akan menembak jantungnya sendiri. Ada banyak contoh lainnya seperti Robin William, Whitney Houston, dll.

Sukacita sejati tidak berasal dari luar, namun dari dalam. Paulus merupakan contoh yang tepat untuk hal ini. Kalau sukacita ditentukan hal-hal dari luar, maka seharusnya sama sekali tak ada alasan bagi Paulus untuk bersukacita. Dia tidak diupah dalam menginjil, dia kenyang dengan aniaya, dan penderitaan adalah sahabat karibnya setiap hari. Bahkan ketika menulis surat Filipi yang sering disebut sebagai “Kitab Sukacita”, dia menulisnya saat mendekam di penjara (Flp. 1:13). Bagaimana mungkin orang yang berada di dalam penjara bias bersukacita dan memberi nasihat kepada orang lain untuk bersukacita? Nyatanya Paulus bisa! Hal itu menunjukkan kepada kita bahwa sukacita Paulus bukan dari luar, tapi dari dalam hatinya.

Kita hidup di zaman yang mengagungkan kekayaan, ketenaran, kekuasaan, kecantikan dan hal-hal yang kasat mata. Jangan sampai sukacita kita bersumber dari hal-hal itu. Memang semua itu bisa memberi kegembiraan kepada kita, tapi yang pasti itu bukanlah sukacita sejati. Sukacita seharusnya lahir dari hati, bukan dari materi. Sukacita harusnya mengalir dari dalam, bukan dari luar. Hanya sukacita yang berasal dari dalam hati yang membuat kita mengalami bahagia sejati, sedangkan sukacita yang ditawarkan dunia ini gampang menguap dan bias seketika lenyap. Dari mana sumber sukacita kita?

"Sukacita sejati lahir dari hati, bukan dari materi."

No comments:

Post a Comment